Rabu, 19 Oktober 2016

ku temukan tulang rusuk ku dalam hujan 1




Ku temukan tulang rusuk ku dalam hujan
SILVI

“silvi “teriak siva temanku.
“ada apa siv ?” tanya ku.
“kamu mau di sini atau pulang langit udah mendung sebentar lagi hujan “ucap siva.
“aku masi ingin di sini siv “
“aku pulang duluan ya vi , jangan kesorean “sahut siva sambil berlalu.
   aku masi di kebun teh ini tempat favoritku ketika ku berlibur ke rumah siva . menikmati senja di atas batu ini , dari atas batu aku bisa melihat seluruh perkebunan teh. Tiba-tiba tes.. tes hujan turun ku sambut hujan dengan merentangkan ke dua tangan ku “ahirnya hujan datang”ucapku dalam hati.ku pejamkan mataku, merasakan setiap tetes hujan membasahi tubuhku  ku buka mataku ,ku lihat para pekerja berbondong bondongpergi ke gubuk yang ada . sejenak aku tersenyum melihat kesibukan mereka .
    ku pejamkan mataku lagi ahh hujan pertama di tahun ini ,aku masi asyik dengan hujan ku hingga tak kurasakan lagi tetesan hujan mengguyurku ku buka perlahan mataku, ku lihat sebuah payung menaungiku.”hey lo gila yach ujan gede gini lo ujan ujanan “teriak lelaki pemilik payung itu . aku hanya membalas dengan senyum .”lo bener bener gila yah “teriak lelaki itu berpacu dengn hujan ketika ku mengambil payung yang menaugi ku denganya . “lo gak  perlu pakek topeng di sini karna hujan menghalangi semuanya lo bisa teriak nangis tertawa gak kan ada yang tau lepas semua beban lo”ucapku menggebu  gebu . ku rentang kan tangan nya “pejamin mata lo dan lepasin beban lo “lelaki itu menuruti semua intruksiku aku melakukannya juka “dan sekarang teriak” ucapku . aku dan lelaki itu berteriak bersamaan  suara kami  membelah suara hujan . kami tertawa di bawah guyuran hujan .
“siapa namamu?”tanyannya.
 aku hanya tersenyum dan beranjak pergi meninggalkannya.
“hey lo gadis hujan awas kalau ketemu lagi lo harus  kasi tau nama lo wajib pokoknya”teriak lelaki itu , aku anya berbalik dan tersenyum.
                                                           ..........................................................................
REVAN
“cewek ane”desisku.
  ku lihat punggung gadis hujan itu perlahan menghilang di antara pohon teh,ku pejamkan lagi mataku ku ikuti intruksinya tadi ku mencoba mellepaskan beban karna keyla aku berteriak sekencang kencangnya.aku merasa mulaik kedinginan aku beranjak meninggalkan perkeunan menuju vila keluargaku.
                                                          ..............................................................................
SILVI
“cowok aneh “gumamku.
“maksutnya vi “ucap siva yang baru ku sadari kehadirannya .
“gini va pas gue ujan ujanan ada cowok yang mayungin gue lo tau kan va gue suka ujan jadi gue ambil aja payung nya dan dia ikut ujan ujanan juga gue suruh dia ngikuti ritual gueh kayaknya sihh dia punya msalah besar saat dia nutup mata raut wajahnya va kayak serius banget “ceritaku panjang lebar  pada siva.
“ehhh kasian tau silvi dianya kehujanan kalau kamu sihh gak papa udah kebal jail mu tu vi ilangngin dikit kenapa?”ucap siva dengan cubitan di pipiku.
“sakit tau va..”gerutuku.
“biarin hukuman buat orang jail “. Siva beranjak meninggalkan ku menyisakan rasa dongkol dalam hatiku.ku lihat jam menunjukkan pukul 20:00 aku menguap sebentar dan aku pun tertidur
                                                     ...............................................................................................
REVAN
syapa ya cewek itu tadi  tok....tok......suara pintu di ketuk memecah lamunanku”den revan makananya sudah siap “ucap mang didin di balik pintu.
“iya mang tunggu sebentar”ucapku terburu buru membukak pintu.
“ayo den “ajak mang didin aku hanya mengangguk mengikuti langkah mang didin ke meja makan .
 “hemmmmhh  makanan favoritku nih mang ,mang didin masi inget makanan favoritku padahal, revan udah 10 tahun gak ke sini “ucapku kagum.
“iya den , dulu aden sering banget ke sini sama nyonya sama tuan dan sama den  fathir tapi sejak den fatir gak  ada den revan gak perna ke sini lagi”ujar mang didin sedih.
“memang mang sejak mas fathir meninggal 10 tahun yang lalu ayah sama bunda jadi over protektif sama revan”.
“ya udah den silakan makan saya mau ke belakang “,kata mang didin beranjak pergi.
“tunggu mang”
“apa den ? ada yang di perlukan lagi ?“
“gak mang temani saya makan dulu mang , mang didin belum makan kan?”tanyaku.
“iya den “ucap mang didin mendekati kursi di depanku .
“niih piiring nya mang “ku serahkan piring pada mang didin .

 .................................................................................................................................................................

SILVI
 “BANGUN bangun nona silvi gue siram nih “ujar siva dengan setengah merajuk.dengan setengah hati aku memebuka mata dan menemukan wajah kesala siva di depan ku .
  “maaf “ucapku pada siva .
dengan mmemegang hidungnya dia berteriak lagi lebih keras dari pada saat membangunkan ku.”ssiiilllviiiiiiiii bauk “. Bukan berlari ke kamar mandi aku malah mengoda siva dengan mendekatinnnya dan “hah “dengan sekuat tenaga aku berlari ke arah siva karna ku takut dengan cubitan mautnya yang paling menakutkan .
   ku dengar siva menggerutu memaki maki aku dengan kata kata yang kasar aku hanya  tertawa mendengarnya. Medengar suara siva saja membuatku tertawa apalagi melihat ekspresi wajahnya nnti.
   “sil cepet lo mau ikut gue apa ggak .kalu lo mau cepet mandi gue tunggu di depan 15 menit gak kurang gak tambah “ ucanya teegas menghentikan aktivitsku bermain air kalu  udah begini siva gak akan ada tolerir . dengan super cepat aku mandi dan memakai baju udah di siapain siva.dia udah tau kalau aku orang paling lemot kalau mau ganti dan cari baju .
  “disp berangka komandan “kataku pada siva ketika kulihat wajahnya levek seperti kertas usang melihat tingkahku hormat padannya ahirnya seulas senyum terukir di bibirnya .
  “barangkat yuk “ajaknya .
     aku dan siva berangkat  dengan hanya jalan kaki karna kata siva tempatnya tak jauh “siv katanya deket kaki ku udah gak kuat tau ! “ ucapku dengan bersungut sungut.bukan menjawabku siva malah meninggalkan ku yaang terduduk di pinggir jalan . dengan segenggam krikil aku mengerjar siva dan     iihh resekk lo vi iihh jail mulu “ protesnya bertubi  tubi . aku sudah tau siva pasti akan mengerutu .
“emang enak salah sendiri gue di tinggal”ejek ku .
    aku dan sifa sepanjang jalan hanya saling mengumpat di selingi tawaku karna siva slalu kalah .
”noh udah sampek “.tunjuk sifa pada sebuah vila yang cukup besar
   ku lankahkan kakiku memasuki pelataran vila itu cukup besar mungkin terbesar di daerah ini pasti orang burjois yang punya vila ini ., ada sebuah taman yang sangat terawat buktinnya bunga bunga mekar dengan sempurna dan terlihat segar buka itu saja ada sebuah kolam ikan dan sebuah pancuran dari sebuah bambu yang di buat meruncing . begitu mewah dan tertatarapi desain arsikteturnya bergaya itali .
  “masuk yuk vi “ajak sifa .aku beranjak masuk melaluli pintu depan sebelum tangan sifa menarik baju belakangku ternyata aku salah pintu ,sifa masi saja menarik bajuku hingga aku dan sifa bennar benar benar sudah berada di dalam .
  kepala syifa clingak clingunk seperti pencuri dengan rflek aku mengikuti tingkah sifa “ fa mau nyolong yach ?
   sebuah gebukan lolos bersarang di kepalaku “pikiran lo tuh yach “. Tangan sifa menjitak kepalaku lagi .tanganku sudah siap untuk membalas sifa belum sempat niatku pakde datang dengan membawa piring kotor .
    “ayah silvi mau jitakin kepala q “ 
     “iiiihhh pakde sifa yang duluin jitakin kepalaku “elakku karna memang sifa yang slah
      pakde menegahi pertikaian ku dengan sifa “sudah sudah bantu ayah fa cuci piring dan silvi bantu pakde ngerapiin kebun “.
“siap pakde “ucapku dengan posisi hormat layak nya akmil pada komandannya.ku menjulurkn lidahku pada siva . aku beranjak mengambil peralatan yang akan di gunakan untuk berkebun.”pak de di sebelah mana “teriak ku .
“silvi jangan teriak teriak aden lagi tidur “jelas pakde .
“uuppss .,.,., maaf pakde “
“ya gak papa ayok kita ngerapiin “
 ahirya aku dengan semangat 45 merapikan halaman yang begitu luas itu mulai dari memangkas daun daun yang mulai menguning agar tak membuat yang lain tertular . membagi pupuk kandang yang membuat ku berkali kali hoak hoek . “pakde udah tinggal nyiram “. Ucapku pakde yang sedang menanam tanamn tanaman baru . “
“ya udah vi slangnya ada di depan “sahut pakde .
  dengan peluh yang besar besar aku berjalan ke depan ku temukan slang cukup besar dan panjag “bisa gak ya gue ??”
   sudah berulang kali aku mencoba mengangkat ttapi aku tak kunjung bisa “perlu bantuan “sebuah suara di belakangku mengajukan bantuan . seperti mendapat pencerahan aku dengan semangat mengiyakan .
“lo??”pekik ku kaget .
“lo gadis hujan ???”sahutnya tak kalah heran dengan ku
                            bersambung

0 komentar:

Posting Komentar