Ku temukan tulang rusuk ku
dalam hujan
SILVI
“silvi “teriak siva temanku.
“ada apa siv ?” tanya ku.
“kamu mau di sini atau pulang langit udah mendung sebentar lagi hujan “ucap
siva.
“aku masi ingin di sini siv “
“aku pulang duluan ya vi , jangan kesorean “sahut siva sambil berlalu.
aku masi di kebun teh ini tempat
favoritku ketika ku berlibur ke rumah siva . menikmati senja di atas batu ini ,
dari atas batu aku bisa melihat seluruh perkebunan teh. Tiba-tiba tes.. tes
hujan turun ku sambut hujan dengan merentangkan ke dua tangan ku “ahirnya hujan
datang”ucapku dalam hati.ku pejamkan mataku, merasakan setiap tetes hujan
membasahi tubuhku ku buka mataku ,ku
lihat para pekerja berbondong bondongpergi ke gubuk yang ada . sejenak aku
tersenyum melihat kesibukan mereka .
ku pejamkan mataku lagi ahh hujan
pertama di tahun ini ,aku masi asyik dengan hujan ku hingga tak kurasakan lagi
tetesan hujan mengguyurku ku buka perlahan mataku, ku lihat sebuah payung
menaungiku.”hey lo gila yach ujan gede gini lo ujan ujanan “teriak lelaki
pemilik payung itu . aku hanya membalas dengan senyum .”lo bener bener gila yah
“teriak lelaki itu berpacu dengn hujan ketika ku mengambil payung yang menaugi
ku denganya . “lo gak perlu pakek topeng
di sini karna hujan menghalangi semuanya lo bisa teriak nangis tertawa gak kan
ada yang tau lepas semua beban lo”ucapku menggebu gebu . ku rentang kan tangan nya “pejamin
mata lo dan lepasin beban lo “lelaki itu menuruti semua intruksiku aku
melakukannya juka “dan sekarang teriak” ucapku . aku dan lelaki itu berteriak
bersamaan suara kami membelah suara hujan . kami tertawa di bawah
guyuran hujan .
“siapa namamu?”tanyannya.
aku hanya tersenyum dan beranjak pergi
meninggalkannya.
“hey lo gadis hujan awas kalau ketemu lagi lo harus kasi tau nama lo wajib pokoknya”teriak lelaki
itu , aku anya berbalik dan tersenyum.
..........................................................................
REVAN
“cewek ane”desisku.
ku lihat punggung gadis hujan itu
perlahan menghilang di antara pohon teh,ku pejamkan lagi mataku ku ikuti
intruksinya tadi ku mencoba mellepaskan beban karna keyla aku berteriak
sekencang kencangnya.aku merasa mulaik kedinginan aku beranjak meninggalkan
perkeunan menuju vila keluargaku.
..............................................................................
SILVI
“cowok aneh “gumamku.
“maksutnya vi “ucap siva yang baru ku sadari kehadirannya .
“gini va pas gue ujan ujanan ada cowok yang mayungin gue lo tau kan va gue suka
ujan jadi gue ambil aja payung nya dan dia ikut ujan ujanan juga gue suruh dia
ngikuti ritual gueh kayaknya sihh dia punya msalah besar saat dia nutup mata
raut wajahnya va kayak serius banget “ceritaku panjang lebar pada siva.
“ehhh kasian tau silvi dianya kehujanan kalau kamu sihh gak papa udah kebal
jail mu tu vi ilangngin dikit kenapa?”ucap siva dengan cubitan di pipiku.
“sakit tau va..”gerutuku.
“biarin hukuman buat orang jail “. Siva beranjak meninggalkan ku menyisakan
rasa dongkol dalam hatiku.ku lihat jam menunjukkan pukul 20:00 aku menguap
sebentar dan aku pun tertidur
...............................................................................................
REVAN
syapa ya cewek itu tadi tok....tok......suara
pintu di ketuk memecah lamunanku”den revan makananya sudah siap “ucap mang
didin di balik pintu.
“iya mang tunggu sebentar”ucapku terburu buru membukak pintu.
“ayo den “ajak mang didin aku hanya mengangguk mengikuti langkah mang didin ke
meja makan .
“hemmmmhh makanan favoritku nih mang ,mang didin masi
inget makanan favoritku padahal, revan udah 10 tahun gak ke sini “ucapku kagum.
“iya den , dulu aden sering banget ke sini sama nyonya sama tuan dan sama
den fathir tapi sejak den fatir gak ada den revan gak perna ke sini lagi”ujar
mang didin sedih.
“memang mang sejak mas fathir meninggal 10 tahun yang lalu ayah sama bunda jadi
over protektif sama revan”.
“ya udah den silakan makan saya mau ke belakang “,kata mang didin beranjak
pergi.
“tunggu mang”
“apa den ? ada yang di perlukan lagi ?“
“gak mang temani saya makan dulu mang , mang didin belum makan kan?”tanyaku.
“iya den “ucap mang didin mendekati kursi di depanku .
“niih piiring nya mang “ku serahkan piring pada mang didin .
.................................................................................................................................................................
SILVI
“BANGUN bangun nona silvi gue siram nih
“ujar siva dengan setengah merajuk.dengan setengah hati aku memebuka mata dan
menemukan wajah kesala siva di depan ku .
“maaf “ucapku pada siva .
dengan mmemegang hidungnya dia berteriak lagi lebih keras dari pada saat
membangunkan ku.”ssiiilllviiiiiiiii bauk “. Bukan berlari ke kamar mandi aku
malah mengoda siva dengan mendekatinnnya dan “hah “dengan sekuat tenaga aku
berlari ke arah siva karna ku takut dengan cubitan mautnya yang paling
menakutkan .
ku dengar siva menggerutu memaki maki
aku dengan kata kata yang kasar aku hanya
tertawa mendengarnya. Medengar suara siva saja membuatku tertawa apalagi
melihat ekspresi wajahnya nnti.
“sil cepet lo mau ikut gue apa ggak
.kalu lo mau cepet mandi gue tunggu di depan 15 menit gak kurang gak tambah “
ucanya teegas menghentikan aktivitsku bermain air kalu udah begini siva gak akan ada tolerir .
dengan super cepat aku mandi dan memakai baju udah di siapain siva.dia udah tau
kalau aku orang paling lemot kalau mau ganti dan cari baju .
“disp berangka komandan “kataku pada
siva ketika kulihat wajahnya levek seperti kertas usang melihat tingkahku
hormat padannya ahirnya seulas senyum terukir di bibirnya .
“barangkat yuk “ajaknya .
aku dan siva berangkat dengan hanya jalan kaki karna kata siva
tempatnya tak jauh “siv katanya deket kaki ku udah gak kuat tau ! “ ucapku
dengan bersungut sungut.bukan menjawabku siva malah meninggalkan ku yaang
terduduk di pinggir jalan . dengan segenggam krikil aku mengerjar siva dan “
iihh resekk lo vi iihh jail mulu “ protesnya bertubi tubi . aku sudah tau siva pasti akan
mengerutu .
“emang enak salah sendiri gue di tinggal”ejek ku .
aku dan sifa sepanjang jalan hanya
saling mengumpat di selingi tawaku karna siva slalu kalah .
”noh udah sampek “.tunjuk sifa pada sebuah vila yang cukup besar
ku lankahkan kakiku memasuki pelataran
vila itu cukup besar mungkin terbesar di daerah ini pasti orang burjois yang
punya vila ini ., ada sebuah taman yang sangat terawat buktinnya bunga bunga
mekar dengan sempurna dan terlihat segar buka itu saja ada sebuah kolam ikan
dan sebuah pancuran dari sebuah bambu yang di buat meruncing . begitu mewah dan
tertatarapi desain arsikteturnya bergaya itali .
“masuk yuk vi “ajak sifa .aku beranjak masuk
melaluli pintu depan sebelum tangan sifa menarik baju belakangku ternyata aku
salah pintu ,sifa masi saja menarik bajuku hingga aku dan sifa bennar benar
benar sudah berada di dalam .
kepala syifa clingak clingunk seperti
pencuri dengan rflek aku mengikuti tingkah sifa “ fa mau nyolong yach ?
sebuah gebukan lolos bersarang di
kepalaku “pikiran lo tuh yach “. Tangan sifa menjitak kepalaku lagi .tanganku
sudah siap untuk membalas sifa belum sempat niatku pakde datang dengan membawa
piring kotor .
“ayah silvi mau jitakin kepala q
“
“iiiihhh pakde sifa yang duluin
jitakin kepalaku “elakku karna memang sifa yang slah
pakde menegahi pertikaian ku dengan
sifa “sudah sudah bantu ayah fa cuci piring dan silvi bantu pakde ngerapiin
kebun “.
“siap pakde “ucapku dengan posisi hormat layak nya akmil pada komandannya.ku
menjulurkn lidahku pada siva . aku beranjak mengambil peralatan yang akan di
gunakan untuk berkebun.”pak de di sebelah mana “teriak ku .
“silvi jangan teriak teriak aden lagi tidur “jelas pakde .
“uuppss .,.,., maaf pakde “
“ya gak papa ayok kita ngerapiin “
ahirya aku dengan semangat 45 merapikan
halaman yang begitu luas itu mulai dari memangkas daun daun yang mulai
menguning agar tak membuat yang lain tertular . membagi pupuk kandang yang
membuat ku berkali kali hoak hoek . “pakde udah tinggal nyiram “. Ucapku pakde
yang sedang menanam tanamn tanaman baru . “
“ya udah vi slangnya ada di depan “sahut pakde .
dengan peluh yang besar besar aku
berjalan ke depan ku temukan slang cukup besar dan panjag “bisa gak ya gue ??”
sudah berulang kali aku mencoba
mengangkat ttapi aku tak kunjung bisa “perlu bantuan “sebuah suara di
belakangku mengajukan bantuan . seperti mendapat pencerahan aku dengan semangat
mengiyakan .
“lo??”pekik ku kaget .
“lo gadis hujan ???”sahutnya tak kalah heran dengan ku
bersambung
0 komentar:
Posting Komentar